Cegah Downtime dengan Network Performance Monitoring (NPM)

NPM-Network-Performance-Monitoring

Aplikasi Monitoring Jaringan, atau yang dikenal juga dengan Network Performane Monitoring (NPM) mungkin belum begitu populer di Indonesia. Padahal peranannya cukup vital di era persaingan digital yang begitu sengit seperti sekarang ini. Ketika terjadi down pada aplikasi ataupun website, barulah kemudian kita menyadari pentingnya fitur ini dalam bisnis untuk mencegah kerugian.

Dilansir dari sumber, Beberapa waktu yang lalu, 3 situs e-commerce terbesar di Indonesia mengalami downtime selama kurang lebih 6 jam. Yang dimana satu e-commerce tersebut memiliki transaksi 1 triliun per bulan. Artinya terdapat transaksi sebesar 33 miliar, dan memiliki jam efektif kira-kira 10 jam per hari.

Artinya pada saat downtime terjadi, maka ecommerce tersebut telah kehilangan transaksi hingga 20 miliar. Tentunya jumlah ini bukanlah jumlah yang sedikit. Apalagi, Downtime dapat dicegah, salah satunya dengan memasang aplikasi Network Performance Monitoring atau yang kita kenal dengan NPM. Apa itu NPM? Bagaimana cara kerjanya untuk mencegah downtime? Selengkapnya ada di bawah ini!

Apa itu Network Performance Monitoring?

Network Performance Monitoring (NPM) adalah proses pemantauan kinerja jaringan komputer. Ini meliputi pemantauan kinerja jaringan, identifikasi dan analisis masalah jaringan, dan pengambilan tindakan untuk meningkatkan kinerja jaringan. NPM dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat, seperti software atau perangkat keras, yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja jaringan, seperti tingkat paket, latensi, dan tingkat kegagalan. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah jaringan, dan untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja jaringan.

Apa saja Protokol yang digunakan dalam NPM?

Beberapa protokol yang digunakan dalam Network Performance Monitoring (NPM) adalah:

  1. Simple Network Management Protocol (SNMP): digunakan untuk mengumpulkan data kinerja jaringan dari perangkat jaringan seperti switch dan router.
  2. Internet Control Message Protocol (ICMP): digunakan untuk mengirim pesan pengontrol jaringan dan mengukur latensi dan tingkat paket yang hilang.
  3. User Datagram Protocol (UDP): sering digunakan dalam aplikasi jaringan untuk mengirim paket data tanpa menjamin pengiriman.
  4. File Transfer Protocol (FTP): protokol yang digunakan untuk mengirim dan menerima file melalui jaringan. NPM dapat mengukur tingkat kesalahan dan latensi dari koneksi FTP.
  5. Remote Desktop Protocol (RDP) : protokol yang digunakan untuk mengirim data melalui jaringan untuk Remote Desktop Connection.

Itu hanyalah beberapa contoh protokol yang digunakan. Namun, tergantung pada jenis jaringan yang digunakan protokol yang digunakan bisa berbeda. Protokol yang digunakan dalam NPM harus sesuai dengan jenis jaringan yang digunakan agar dapat mengumpulkan data yang akurat dan relevan.

Bagaimana NPM dapat mencegah downtime?

Network Performance Monitoring (NPM) dapat digunakan untuk mencegah downtime dengan beberapa cara. Pertama, NPM dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah jaringan sebelum mereka menyebabkan downtime. Dengan menganalisis data kinerja jaringan, teknologi ini dapat mengidentifikasi tren atau pola yang menunjukkan bahwa masalah jaringan mungkin akan terjadi, seperti tingkat paket yang hilang atau latensi yang tinggi. Kedua, perangakat ini dapat digunakan untuk mempercepat deteksi masalah jaringan. Alat ini dapat mengirim notifikasi atau alarm jika terdeteksi masalah jaringan, sehingga IT dapat segera mengatasinya.

Ketiga, NPM dapat digunakan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan. Dengan menganalisis data kinerja jaringan, NPM dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, seperti penambahan bandwidth atau perbaikan konfigurasi jaringan. Keempat, tentunya dapat digunakan untuk melakukan maintenance jaringan secara berkala sehingga dapat mengurangi risiko down time.

Terakhir, perangkat tersebut dapat digunakan untuk mencatat kinerja jaringan sehingga IT dapat mengetahui kondisi jaringan sebelum dan setelah downtime. Namun, perlu diingat bahwa meskipun teknolgi ini dapat membantu mencegah downtime, tidak ada jaminan bahwa jaringan tidak akan pernah mengalami downtime. Sehingga perlu ada solusi lain seperti Disaster Recovery untuk mengatasi down time.

Itulah tadi ulasan tentang NPM dan bagaimana ia dapat mencegah downtime. Bila Anda memiliki kebutuhan untuk perangkat ini, segera hubungi kami!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Main Menu